top of page

Enam Kewajiban Muslim terhadap Al-Quran


Assalaamu’alaikum teman-temanku yang shalih shalihah! Balik lagi nih pada kajian tematik dari Rohis. Ada apa ya kali ini?

Teman-teman tau gak, kisah saat Allah menurunkan surah Ali-Imran ayat 190? Suatu hari, para sahabat telah berkumpul untuk menunaikan shalat subuh usai Bilal bin Rabah mengumandangkan azan. Namun, Rasulullah tak kunjung datang. Pergilah Bilal untuk mengecek keadaan beliau. Sesampainya di sana, Bilal melihat Sang Nabi menangis. Bilal pun berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu maupun yang akan datang”. Nabi berkata “Sungguh telah turun kepadaku malam ini sebuah ayat, celaka orang yang membacanya dan tidak merenungkannya.” Ternyata, ayat tersebut adalah surat Ali-Imran ayat 190. Maasyaa Allaah. Tahukah maknanya surat tersebut? Seperti yang kita tahu, Al-Quran merupakan petunjuk bagi umat manusia, jika kita mengikutinya kelak kita akan selamat dunia akhirat. Nah, timbul pertanyaan nih, apakah dengan membacanya saja sudah cukup untuk membuat kita bisa menggunakan Al-Quran sebagai pedoman hidup meraih ridho Allah? Tentu tidak. Ada beberapa langkah yang wajib kita lakukan terhadap Al-Quran: tashdiq, tilawah dan tahsin, tahfizh, tafhim, tathbiq, serta tabligh.

Pertama, tashdiq, artinya membenarkan. Kita harus meyakini bahwa Al-Quran itu adalah benar. Benar datangnya dari Allah, benar diturunkan kepada Rasulullah lewat perantara Jibril, benar dijadikan Allah sebagai pedoman umat manusia di dunia agar selamat nantinya di akhirat.

Kedua, tilawah dan tahsin. Tilawah berarti membaca dengan tepat dan benar sesuai dengan keaslian bacaannya yang bersumber dari Rasulullah saw. Sebab harus tepat dan sesuai, diperlukanlah tahsin. Tahsin berarti membaguskan bacaan Al-Quran sebagaimana standar-standarnya yang telah ditetapkan. Tahsin sering disebut dalam kitab-kitab bertemakan tajwid (aturan membaca Al-Quran), mengeluarkan huruf demi huruf dari tempat keluarnya dengan memberikan hak mustahaknya.

Ketiga, tahfizh berarti menjaga dan memelihara Al-Quran terutama dengan cara menghafalkannya dalam ingatan. Penjagaan Al-Quran dengan cara ini lebih mendekatkan seorang muslim pada Al-Quran karena ia bisa melafalkannya kapanpun dan dimanapun.

Keempat, tafhim artinya memahami. Kita telah membenarkan bahwa Al-Quran merupakan petunjuk menuju keselamatan dunia akhirat, agar bisa menjadi pedoman, kita memerlukan pemahaman tentang Al-Quran sehingga kita bisa mengetahui maknanya yang terdalam melalui tafsir dan tadabbur.

Kelima, tathbiq artinya merealisasikan dengan pengalaman. Melalui pemahaman yang baik, maka nilai-nilai Al-Quran dapat berfungsi secara aplikatif dalam kehidupan sehingga tujuan dapat tercapai. Oleh karena itu, kita dapat meraih kebahagiaan dunia serta akhirat yang kita idam-idamkan.

Keenam, tabligh artinya menyampaikan. Setelah bacaan kita benar, telah menjaganya dengan tahfiz, telah memahami serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, tugas kita selanjutnya adalah menyampaikan pada umat muslim tentang Al-Quran, Pentingnya hal ini dilakukan karena tugas dakwah bukanlah tugas ustadz dan ulama saja, namun tugas tiap-tiap diri umat islam.

Baraakallaahu fiikum

bottom of page