MELURUSKAN KEYAKINAN YANG SALAH
- ROHIS STIS
- Aug 2, 2017
- 2 min read

Gerhana matahari total adalah peristiwa yang luar biasa bagi masyarakat Arab. Cahaya matahari lama-kelamaan menghilang, suasana pun menjadi gelap. Meskipun terjadi pada siang hari, bintang-bintang bisa terlihat dilangit. Kegemparan terjadi kalangan masyarakat Madinah, belum ada seorang pun yang pernah melihat fenomena ala mini, ataupun pernah mendengar tentang hal itu dari nenek moyang mereka. Baik kaum muslimin maupun non-muslim saling berbisik satu sama lain, “Malapetaka benar pasti sedang menimpa dunia hari ini, manusia yang paling dicintai Tuhan harus mendatangkan peristiwa luar biasa ini hari ini?”
Seorang lelaki bergabung ke tengah kerumunan dan berkata, “Tidak tahu kah kalian bahwa putrid Muhammad yang bernama Ibrahim meninggal dunia hari ini?” Kerumuman orang-orang itu hampir sepakat berseru, “Itu dia sebabnya!” Akhirnya mereka sampai pada kesimpulan bahwa gerhana luar biasa itu terjadi karena meninggalnya Ibrahim putra Rasulullah. Bahkan salah seorang dari mereka menyatakan, “Aku tahu sejak awal bahwa Muhammad bukan orang biasa. Seandainya beliau bukan Nabi, niscaya Allah tidak akan menyebabkan peristiwa aneh ini saat ia kehilangan putra kesayangannya.”
Sahabat-sahabatnya menyatakan bahwa mereka juga menyadari akan hal itu. Singkat cerita desas-desus itu sampai ke Rasulullah. Bangsa Arab saat itu masih memiliki banyak musuh. Di antara musuh-musuh yang masih kafir itu merasakan kegelisahaan yang mendalam dengan adanya gerhana yang mengancam dan mereka cenderung untuk mencari perlindungan kepada Rasulullah.
Seandainya Rasulullah mau memanfaatkan ketakutan mereka, niscaya beliau akan meraih kemenangan dan kekuasaan dan bahkan mungkin musuh-musuh bebuyutan beliau sekalipun, akan tunduk dan memeluk Islam. Namun Nabi tidak pernah berfikir untuk memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan itu. Sebaliknya beliau sangat prihatin melihat khurafat dan tahayul yang diyakini oleh umatnya.
Beliau pun menghampiri kerumuman orang di jalan maupun dipasar. Mereka segera memenuhi penggilan beliau. Terdengar beliau bersabda, “Matahari dan bulan adalah tanda-tanda kebesaran Allah, dengan perintah-Nya keduanya terbit dan terbenam. Gerhana tidak terjadi untuk menandakan kelahiran dan kematian seseorang. Bila kalian melihat peristiwa seperti ini, ingatlah Allah dam berdoalah kepada-Nya.”(Dari: Hirak Har, Al-Bukhari)