BEROBAT DENGAN MADU, BEKAM, DAN BESI YANG DIPANASKAN
- Redaksi
- Aug 2, 2017
- 1 min read

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda:
"Obat itu ditemukan dalam tiga hal: Meminum madu, pisau bekam dan besi yang dipanaskan. Tetapi saya melarang umatku dari besi yang dipanaskan"(H.AlBukhari: 10/116).
Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman mengenai keistimewaan madu:
"Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan." (Qs. An-Nahl ayat 69).
Sedangkan dalam sahih Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam pernah berbekam, kemudian beliau memberi upah kepada orang yang membekamnya. (HR.Al-Bukhari: 10/124 dan Muslim: 1202).
Juga dalam Ash-Shahihain disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: "Sebaik-baik yang kalian gunakan untuk berobat adalah Hijamah (Bekam)"(HR.Al-Bukhari: 10/126, Muslim: 1577).
Sedangkan berobat dengan besi yang dipanaskan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah menyebutkan dalam sebuah hadits:
"Saya tidak suka berobat dengan besi yang dipanaskan"(HR. Al-Bukhari: 10/130).
Beliau berkata demikian, sebagai isyarat bahwa seseorang harus menunda berobat dengan besi panas. Ia tidak boleh berobat dengannya sampai benar-benar terpaksa. Dan seharusnya orang yang terserang penyakit tidak buru-buru berobat dengan besi tadi, karena berobat dengannya menimbulkan rasa sangat pedih, yang kadang lebih pedih dari penyakit yang diderita itu sendiri.
Sumber : Mengobati Penyakit dengan Al-Qur'an dan Sunnah (Syaikh Abdul Majid Bin Abdul Aziz Az-Zahim)